Wisata Religi dan Arsitektur Klasik Masjid Tua di Pesisir Utara Jawa

Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa tidak hanya berfungsi sebagai arteri ekonomi dan transportasi, tetapi juga sebagai jalur bersejarah penyebaran Islam di Nusantara. Berbagai masjid tua yang berdiri kokoh di sepanjang pesisir ini bukan sekadar tempat ibadah; mereka adalah artefak hidup yang menyimpan kisah akulturasi budaya dan seni arsitektur masa lampau. Wisata Religi di kawasan ini menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam, sekaligus kesempatan untuk mengagumi keunikan arsitektur masjid yang memadukan unsur Hindu-Jawa, Tiongkok, dan Islam. Penelusuran situs-situs ini menjadi bukti visual dari proses Islamisasi yang damai dan inklusif.

Salah satu fokus utama dalam Wisata Religi ini adalah arsitektur masjid yang unik, yang didominasi oleh bentuk atap tumpang tiga atau empat. Bentuk ini, yang menyerupai atap pura Hindu, sengaja dipertahankan oleh para Wali Songo sebagai strategi dakwah untuk memudahkan penerimaan masyarakat lokal. Contoh paling ikonik adalah Masjid Agung Demak, yang didirikan pada abad ke-15. Masjid ini terkenal dengan Soko Guru (tiang utama) yang konon dibuat dari serpihan kayu oleh Sunan Kalijaga, melambangkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya sederhana.

Selain Demak, Wisata Religi di Cirebon menawarkan Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Masjid yang dibangun pada tahun 1480 ini memiliki 3 pintu utama yang mewakili tahapan spiritual Islam (syariat, tarekat, dan hakikat). Sebuah laporan survei yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Jawa Barat pada 12 November 2025, mencatat bahwa lapisan fondasi masjid ini menunjukkan penggunaan bahan batu bata merah yang merupakan ciri khas arsitektur Majapahit. Keunikan arsitekturnya, dengan serambi yang terbuka, mencerminkan sifat Islam yang mudah diakses dan terbuka bagi semua kalangan.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat telah bekerja sama dalam mengelola rute ziarah ini. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat telah menetapkan 10 titik ziarah utama yang dilengkapi dengan fasilitas dan informasi sejarah yang memadai. Untuk memastikan kenyamanan dan keamanan peziarah, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah rutin melakukan pengamanan khusus, terutama selama musim libur panjang, mengerahkan 200 personel setiap hari Sabtu dan Minggu. Arsitektur klasik masjid-masjid tua di Pantura Jawa bukan hanya warisan fisik, tetapi juga pelajaran tentang toleransi dan kearifan budaya yang terus relevan hingga saat ini.